Perbandingan Ideologi



Perbandingan Ideologi



Dalam bahasa arab perbandingan disebut “muqdranatul hukumat” sedangkan dalam bahasa inggris disebut “comparative government”. Adapun pengertian Perbandingan Pemerintahan adalah adanya perbedaan dan kesamaan antara satu negara dengan negara lain, bisa berupa sistem pemerintahan dengan rakyatnya yang lahir dari sebuah sejarah pergolakan rakyat maupun telah menjadi pusat kekuasaan yang ada sejak dulu.

Di dunia ini ada tiga kutub kekuatan besar ideologi (pedoman hidup) yang telah ada sejak dulu dan tetap dipertahankan hingga saat ini oleh pengikutnya masing-masing. Sebuah paradigma (pola pikir) tersebut meliputi Paradigma Sosial Komunis, Paradigma Liberalisme Kapitalis, dan Paradigma Islam. tapi gan banyak yang sering salah mengarti kan bahwa Islam itu hanya sebatas Agama bukan ideologi. itu pastinya salah besaaaarrrr .
Secara garis besar ideologi tersebut menjadi cita-cita atau tujuan hidup yang hendak dicapai bersama dalam masyarakat yang bersifat khusus, para pencetus pemikiran aliran tersebut disusun secara sadar dan teliti oleh para tokoh pemikir negara, lalu kemudian menyebarluaskan ideologi tersebut keberbagai negara.

1.      Paradigma Sosial Komunis
Paradigma ini muncul untuk menentang kekuasaan para pemodal (kapital) yang bertujuan untuk mengantisipasi perbedaan kelas dalam masyarakat dan memotong jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Intinya menyamaratakan penghasilan perekonomian dalam hal penghasilan upah dengan kontrol pemerintah, namun untuk mencapai hal tersebut alat produksi harus dikuasai oleh pemerintah dengan kontrol yang sangat ketat.

Namun tidak menutup kemungkinan adanya kekakuan pengaturan yang akan muncul dimana yang tidak bekerja tidak mendapat upah yang layak, sebaliknya kenaikan upah tidak dapat dituntut, begitu juga perbaikan jaminan lainnya. Bahkan kemungkinan terburuknya adalah demonstrasi buruh dan pemogokan massal akan meningkat.
Dapat disimpulkan bahwa faham sosialisme ini berupa :
a.       Semua orang bersaudara
b.      Pengaturan yang sama rasa sama rata
c.       Perbedaan kelas si kaya dan si miskin dihapuskan
d.      Kaum buruh tani dikelola oleh partai sosialis.

Komunisme adalah tindak lanjut dari ekstrim sosialisme, lebih kepada upaya antisipasi persaingan bebas ekonomi antara kelas borjuis (kelas atas) dan kelas proletar (kelas menengah kebawah)Karl Marx sebagai pencetus mengemukakan antisipasinya melalui keadilan struktur sosial yang antikelas sebagai berikut :
a.       Hak Milik Pribadi dihapuskan
b.      Negara memprogram nasib kaum proletar
c.       Negara dikuasai partai tunggal sosial komunis.

2.      Paradigma Liberalisme Kapitalis
Manusia ingin hidup bebas (liberal), maka pengawasan manusia atas manusia haruslah dikurangi. Sehingga protes menyuarakan hidup dan kehidupan dilontarkan. Contohnya kebebasan berpendapat, bergaul, beragama, berpikir, menulis, mencari nafkah, berkumpul, dan eksistensi.

Kelompok liberalis menganggap bahwa penertiban dan peraturan kurang manusiawi dan terlalu sentralistis, tidak demokratis, privasi, dan hak asasi manusia. Sehingga lebih jauh mereka menuntut hal-hal berikut:
a.       Mengumpulkan kekayaan secara bebas
b.      Persaingan bebas dalam berpolitik
c.       Pasar bebas dalam perdagangan
d.      Kehidupan bebas dalam  pergaulan
e.       Pemerintahan yang bebas.
Dari prinsip inilah menyebabkan pemerintahan liberal melahirkan sebuah kebebasan yang tak terbatas, sehingga tindak asusila tidak jarang untuk ditemui di pemerintahan seperti ini. Baik itu kaum homosex (pasangan sejenis) yang lazim di istilahkan sepasang pengantin berdasi, tidak hanya itu lebih jauh ditemukan banyaknya pembuatan film cabul, pelacuran terang-terangan, penjualan senjata api dan kebebasan memilikinya, perjudian resmi yang dilindungi oleh negara dan merupakan salah satu pemasukan negara.

Kapitalis lahir dari prinsip fundamental (dasar) yang dikembangkan oleh pemilik modal dalam berdagang. Akibatnya timbul keuntungan tanpa batas dan bersaing secara bebas serta menguasai alat produksi masyarakat misalnya :
a.       Menumpuk barang dan jasa
b.      Pemilikan modal untuk segala jenis perdagangan
c.       Produksi besar-besaran dengan mesin modern
d.      Eksploitasi tenaga manusia dan sumber alam
Inilah kemudian disebutkan oleh Francis Fukuyama bahwa pada akhir kehidupan pun diperlukan kapitalisme liberal walaupun manusia tinggal satu orang (the end of history and the last man).

3.      Paradigma Islam
Nabi Muhammad SAW pernah menyebutkan bahwa orang kaya atau kapitalis harus membayarkan zakat kepada kaum miskin (mustadafin) atau dhuafa/sosialis sebelum kaum miskin menolak zakat orang kaya tersebut dengan mengatakan bahwa yang mereka perlukan adalah darah orang kaya atau kata lain sebelum revolusi sosial komunis.

Dari kedua paradigma diatas keluarlah paradigma ketiga yang menunjukkan jalan yang lurus (ihdinas shirathal mustaqiem) sebagai keseimbangan pola pikir.
Menurut Kitab Suci Al-Qur’an (3:104)

(Pemerintahan adalah) segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan, mengajak kepada kebenaran, melarang dari hal buruk, itulah orang yang beruntung.
Antara kebenaran dan kebaikan harus diseimbangkan, contoh misalnya ada sebuah pemerintahan yang baik (good government) tentunya melindungi pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar jalan protokol sehingga trotoar jalan protokol menjadi kotor. Sedangkan dalam pemerintahan yang benar dalam pembersihannya (clean government) mengusir pedagang kaki lima dari trotoar jalan protokol sehingga dzalim dan menimbulkan keresahan. Maka dibutuhkan keseimbangan dalam menjalankannya agar tidak merusak lingkungan dan dzalim terhadap kaum lemah. Dengan demikian paradigma islam melahirkan berbagai kriteria antara lain :
  • Dalam faham sosialisme komunis negara sering terlibat (bold state) pada pengaturan kehidupan masyarakat, sedang faham liberalisme kapitalis negara memberikan kebebasan (no state) termasuk untuk perizinan pelacuran dan perjudian, maka dalam faham islam pemerintahan negara hanya melindungi para fakir miskin, orang tua jompo, anak yatim piatu yang baik dan bebar disebut dengan amarmakruf, sedangkan untuk yang buruk, salah dan dekadensi moral, maka pemerintah islam harus mengantisipasinya melalui keberadaan penegak hukum yang disebut dengan nahimungkar.

  • Dalam perekonomian sosialisme komunis negara mengatur secara kolektivitas, sedangkan pada perekonomian liberalisme kapitalis pemerintah membebaskan perdagangan bebas, maka dalam perekonomian islampemerintah dan masyarakat dituntut untuk transparan dan jujur serta adil dalam perdagangan.

  • Dalam hal pendapatan upah, paradigma sosialisme komunis didasarkan pada pembayaran berdasar prinsip sama rata sama rasa, sedangkan dalamparadigma liberalisme kapitalis diatur secara feodalistik (penguasaan kaumbangsawan) yang sekehendak dari sang pemilik modal, maka dalam paradigma islam secara jujur harus dihitung sesuai dengan tingkat kelelahan otak dan tenaga.

  • Pada bidang politik dan hukum sosialisme komunis pemerintah melakukanproteksi (perlindungan) secara komprehensif (luas dan menyeluruh) bagi kehidupan masyarakat agar tercipta efektifitas bernegara. Sedangkan padapolitik dan hukum liberalisme kapitalis pemerintah mengharapkan welfare (kemakmuran individu) dalam rangka menciptakan tanggung jawab bernegara.  Maka dalam politik dan hukum islam pemerintah harus menyeimbangkan antara kekuasaan dan pelayanan, antara hukum dan hak asasi manusia, serta antara efektifitas dan tanggung jawab bernegara
    .
Heri Mardianto Web Developer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar